Nama :
Delvayanti
Kelas : 4 eb 18
Npm : 21210773
1.Bagaimana budaya organisasi bisa
mempengaruhi perilaku etis!
Budaya
organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota
yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Budaya
organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya
suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai
karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif,
bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif. faktor-faktor yang
mempengaruhi budaya organisasi terhadap perilaku etis seseorang,
yaitu :
a) Faktor
Individu,tingkat pengetahuan, nilai moral, sikap pribadi, tujuan pribadi,
dan lain-lain.
b) Faktor Sosial,norma budaya; keputusan, tindakan dan perilaku rekan kerja; serta nilai moral dan sikap kelompok referensi (seperti suami/istri/pacar, teman, saudara, dll).
c) Kesempatan/Peluang,kebebasan yang ‘diberikan’ organisasi pada setiap karyawan untuk berperilaku tidak etis. Hal ini tercermin pada kebijakan, prosedur, dan kode etik organisasional.
b) Faktor Sosial,norma budaya; keputusan, tindakan dan perilaku rekan kerja; serta nilai moral dan sikap kelompok referensi (seperti suami/istri/pacar, teman, saudara, dll).
c) Kesempatan/Peluang,kebebasan yang ‘diberikan’ organisasi pada setiap karyawan untuk berperilaku tidak etis. Hal ini tercermin pada kebijakan, prosedur, dan kode etik organisasional.
2.Gambarkan faktor-faktor yang mepengaruhi perilaku
etis dan tidak etis
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
1. Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan orang Rusia,
Amerika Serikat, Afrika Selatan, ataupun orang India. Hal yang sama, orang
Sunda berbeda perilaku bisnisnya dengan orang Batak, Madura, atau Jawa. Semua
ini disebabkan oleh adanya perbedaan budaya.
2. Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami
suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat
keputusan-keputusan yang etis. Pemimpin bisnis harus memiliki pemecahan masalah
dan secara aktif mencari informasi terkait isu-isu potensial masalah etika, dan
bertindak secara efektif dan tepat waktu. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang
dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
3. Perilaku Organisasi
Dasar etika
bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku.
Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan
perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan
dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika. Perusahaan dengan
praktek-praktek etika yang kuat menetapkan suatu contoh yang baik untuk
karyawan. Untuk menghindari pelanggaran etika, banyak perusahaan secara
proaktif mengembangkan program-program yang merupakan kombinasi dari pelatihan,
komunikasi, dan variasi beberapa sumber, yang dirancang untuk memperbaiki
perilaku etika karyawan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika
- Kebutuhan Individu
- Tidak Ada Pedoman
- Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
- Lingkungan Yang Tidak Etis
- Perilaku Dari Komunitas
3.Faktor apakah yang mempengaruhi
etika secara international!
- Kebudayaan yang berlaku dimasyarakat luas.
- Perilaku sehari hari.
- Keputusan lembaga/organisasi internasional.
- Kesepakatan bersama antar bangsa bangsa
- Kejujuran
- Integritas
- Objektivitas
- Perilaku Profesional
- Tanggung Jawab
4.Jelaskan cara
menggunakan proses seleksi karyawan untuk mendorong perilaku etis!
Tujuan eksplisit dari
proses seleksi adalah mengidentifikasi dan merekrut individu-individu yang
memilki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk berhasil menjalankan
pekerjaan di dalam organisasi. Biasanya ada lebih dari satu calon, yang
memenuhi persyaratan kerja yang ditentukan yang teridentifikasi. Proses seleksi
memberikan informasi kepada para pelamar mengenai organisasi tersebut. Para
calon belajar tentang organisasi itu dan, jika menemukan atau merasakan suatu
pertentangan antara nilai-nilai mereka dan nilai-nilai organisasi, mereka bisa
mundur teratur.
Karena itu, seleksi menjadi jalan dua arah yang memungkinkan pemberi kerja dan pelamar membatalkan sebuah “perkawinan” jika tampak adanya ketidakcocokan. Dengan demikian proses seleksi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup kultur sebuah organisasi dengan cara mengeluarkan individu-individu yang mungkin tidak sesuai atau akan menggerogoti nilai-nilai intinya.
Karena itu, seleksi menjadi jalan dua arah yang memungkinkan pemberi kerja dan pelamar membatalkan sebuah “perkawinan” jika tampak adanya ketidakcocokan. Dengan demikian proses seleksi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup kultur sebuah organisasi dengan cara mengeluarkan individu-individu yang mungkin tidak sesuai atau akan menggerogoti nilai-nilai intinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar